Palembang – Persatuan Senam Seluruh Indonesia (Persani) Sumsel optimis mampu raih medali di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumut. Optimisme itu berdasarkan kemampuan para atlet yang terus mengalami peningkatan. itu disampaikan salah satu pelatihnya Faisal Rizal, Kamis (11/7/24) di Venue Ranau Komplek Jakabaring Sport City Palembang.
Peningkatan para atlet tersebut, kata Faisal, di tandai dengan sukses meraih prestasi pada kategori rithmik di dan nomor kuda – kuda pelana pada pra PON.
“Sejak awal, target kita memang di kategori rithmik, artistik dan nomor kuda – kuda pelana untuk mendulang medali PON 2024. Kami beryukur atlet Kita berhasil menyabet 2 medali emas pada ajang pra PON,” kata Faisal.
Sementara itu,salah satu Tim Satgas Monitoring Evaluasi KONI Sumsel, H. Guntunara, SH, mengatakan untuk cabor senam memang harapan medali PON ada di rithmik, artistik dan nomor kuda – kuda pelana diharapkan bisa membuat kejutan seperti kejadian PON Papua.
“Harapan kita peralatan untuk pertandingan PON 2024 bisa segera didatangkan, sehingga atlet kita punya kesempatan berlatih, khususnya untuk atlet kategori artistik karena memang saat ini atlet artistik kita tidak punya peratan memadai,” ucapnya.
Sekedar mengingatkan, Kontingen Sumatra Selatan (Sumsel) meraih medali emas perdana di PON XX Papua dari cabang olahraga (cabor) senam. Prestasi tersebut menjadi bukti para atlet mengeluarkan kemampuan terbaik di perhelatan olahraga empat tahunan sekali.
Pencapaian Fajar Abdurrahman meraih emas perdana sukses ditorehkan di nomor Kuda-kuda Pelana. Prestasi membanggakan tersebut diraihnya saat bertanding di GOR Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura, Papua.
Fajar pun membeberkan resep dirinya bisa meraih emas saat berlaga di PON PAPUA. Menurut Fajar, salah satu hal yang mempengaruhi dirinya bisa meraih emas yakni pesan orangtuanya.
Fajar menegaskan pesan dari orangtuanya itulah yang menjadi kunci kesuksesannya bisa meraih medali di nomor kuda-kuda pelana yang bertanding di GOR Istora Bangkit, Kabupaten Jayapura pada PON XX Papua
“Kalau pesan khusus orangtua ya ngingetin ibadah yang penting. Karena semuanya kembali gimana cara kita dekat sama yang di atas. Jadi itu yang dijalani, kita berdoa, berusaha dan Alhamdulillah hasilnya kita dapat emas,” ungkap pesenam yang bernama lengkap Fajar Abdul Rohman Al’Ali
Pria kelahiran Palembang 5 Desember 1993 mengaku senang bisa menyumbang emas untuk Sumsel.
Di babak penyisihan, Fajar juga mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan atlet daerah lain. Lewat keuletan dan ketangkasannya dinomor artistik putra, Fajar Ali menyumbang medali emas pertama untuk Kontingen Sumsel di cabor senam multi event olahraga bergengsi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Tanah Papua.
Perjuangan Fajar Ali ternyata tak sebatas latihan saja. Ternyata demi fokus memberikan persiapan di PON Papua saat Pelatda Terpusat ia rela meninggalkan bisnisnya.
“Sebelumnya jalanin bisnis tapi sengaja ditutup karena memang benar-benae mau fokus sama persiapan buat PON dulu,” ujar Fajar Ali saat sebelum keberangkatan PON XX Papua.
Bahkan, selain usaha dan doa, satu hal yang menjadi hal positif yang bisa dicontoh dari Fajar Ali adalah sungkem kepada orangtua sebelum berangkat.
Dan kini Fajar Ali menjadi patriot olahraga yang mengharumkan nama Sumsel sehari setelah pembukaan ajang olahraga bergengsi terbesar Tanah Air tersebut.
Pria yang sehari-hari dipanggil Fajar itu, kini menggelar latihan di Bandung. Dan nantinya bergabung dengan teman-temannya di JSC Palembang.
Saat diwawancarai usai tanding di GOR Istora Papua Bangkit, remaja murah senyum ini mengaku sangat bangga dan puas atas yang sudah diraihnya. “Karena waktu, tenaga, dan biaya yang selama ini tak sia-sia,” ujarnya.
Untuk lebih konsentrasi latihan, sejak dua tiga bulan terakhir Fajar mengaku tak menggunakan handphone android. Bahkan dia tak menyentuh media sosial. “Saya tak ada WA, biar konsen saja latihan senam,” ujarnya
Mengenal Fajar Pesenam Sumsel Peraih Emas Perdana di PON Papua
Fajar sudah mengenal cabor senam saat kelas 1 sekolah dasar
Mengenal Atlet Senam Sumsel Fajar Abdul Rohman: Fokus Tanpa Sosmed (Dokumen pribadi/Fajar Abdul Rohman Al’Ali)
Berawal iseng mengikuti latihan senam, lambat laun Fajar Abdul Rohman Al’Ali atau lebih akrab disapa Fajarali, bisa meraih prestasi tertinggi di cabang olahraga (cabor) senam nomor Kuda-kuda Pelana.
Sejak 1999 silam, ia sudah terjun ke dunia olahraga setelah diajak Yasrif Hidayat, sahabat dekat ayahnya, Fajar menemukan potensi di cabor senam. Kali perdana medali yang ia raih adalah perunggu pada 2000 silam.
“Ingat betul waktu itu pertama kali gabung cabor senam waktu SD kelas 1, caturwulan II. Dulu kan masih caturwulan. Setahun ikut latihan, terus ada kejuaraan junior, saya mendapat perak pertama tahun 2000,” ujarnya
Lulusan SMA Olahraga Negeri Sriwijaya ini ternyata pernah berada di fase menutup diri. Ia tak ingin bergelut dengan media sosial terutama WhatsApp. Hal itu ia lakukan karena ingin fokus untuk latihan.
“Ada grup WhatsApp diisi semua atlet, di sana suka ada keluhan. Ada aja bahas anggaran atau kekurangan dana. Kalau kita terus-terusan bahas, konsentrasi jadi gak fokus. Pikiran ke mana-mana, hal seperti itu klasik istilahnya, seharusnya kita sudah tahu risiko. Saya setahun memutuskan untuk tidak ingin tahu, lebih baik latihan dan fokus. Hanya sesekali update kabar,” ungkap dia.
Anak ketiga dari empat bersaudara yang lahiran pada 5 Desember 1993 ini mengatakan, ia pindah domisili sejak 2018 ke Bandung dan menetap di sana. Fajar memulai bisnis pakaian di kota Paris Van Java.
Sepanjang karier menjadi atlet, medali yang Fajar raih rata-rata perunggu. Kendati cukup lama mencapai emas perdana di semua event olahraga yang dirinya ikuti, Fajar tak merasa putus asa atau patah arang. Justru katanya, tidak ada hal yang tak beruntung melainkan belum didapat saat waktu yang tepat.
“Iya emas PON Papua, emas pertama untuk saya sepanjang menjadi atlet cabor senam,” timpalnya.Mengenal Atlet Senam Sumsel Fajar Abdul Rohman: Fokus Tanpa Sosmed
Bahkan saat mengikuti Pra PON untuk seleksi, ia tidak mendapatkan medali. Dirinya berada di peringkat empat. Tetapi karena kemampuan dan penilaian serta evaluasi, ia masih mendapat peluang untuk tampil di PON tahun ini. Ia bersyukur ternyata PON Papua merupakan prestasi terbaik yang ia terima.
“Karena saya sudah domisili di sana (Bandung), latihan bukan di Palembang. Tapi saya bawa nama Sumsel. Tahun 2012-2016 ikut PON hanya mendapat perunggu,” kata dia.
Walau mendapat emas, Fajar mengungkapkan jika tak ada lawan yang betul-betul menakutkan. Semua atlet yang sudah masuk di PON Papua katanya, pasti memiliki potensi luar biasa.
Anak dari pasangan Nurdin dan Liaw Eng Hui ini mengingat tentang hal terpenting dalam bertanding bukan melihat asal lawan, tetapi bersaing secara sehat dan menunjukkan performa terbaik.
“Rasa percaya diri tinggi dan tingkat fokus merupakan kunci mencapai hasil terbaik,” ujarnya.
Selain menjadi atlet cabor senam, siswa lulusan SD Tulus Bhakti Palembang, SMP dan SMA Olahraga Negeri Sriwijaya ini akan fokus menjalani bisnis pakaian di Bandung.
“Kembali melanjutkan usaha dan jadi pelatih atau apa pun yang tetap berhubungan dengan olahraga,” tandas dia.(Daeng/humas Koni)
Berikut nama pelatih dan atlet Senam Sumsel
Pelatih :
- Faisal Riza
- Agus Firmansyah
- Budi Pratama
- Eka Diana
Atlet :
- Fajar Abdul Rahman
- Calfin Mario
- Nanda Rista
- Rizki Ibnu
- Alia Diandalra
- Nindira
- Renita Sari
- Dian