“Angka ini lebih rendah dibandingkan angka nasional yang mencatat nilai inflasi month-to-month sebesar 0,37 persen dan tingkat inflasi year to date sebesar 0,41 persen,” jelas Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto, seperti keterangan yang diterima redaksi, Minggu (3/3).
Wahyu menegaskan, 4 wilayah di Sumsel yang indeks harga konsumen (IHK)-nya yaitu Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI) mengalami deflasi, masing-masing sebesar -0,93 persen dan -0,13 persen, sementara Palembang dan Lubuk Linggau inflasi sebesar 0,21 persen dan 0,20 persen.
“Tekanan inflasi sebagai akibat kenaikan harga beras, cabe merah, daging ayam ras, cabe rawit, telur ayam ras, dan minyak goreng yang juga terjadi secara nasional, namun mampu diredam oleh penurunan komoditas lain seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan ikan segar yang melimpah di pasaran,” terangnya.
“Gerakan pengendalian inflasi secara masif yang dilaksanakan di Sumatera Selatan juga mampu meredam gejolak kenaikan harga komoditas bahan pokok,” imbuhnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni melalui Plh Sekda Sumsel Edward Chandra menyampaikan apresiasi atas sinergi, kerja sama dan dukungan BPS kepada Pemprov Sumsel dalam penyediaan data dan indikator pembangunan.
“Selain itu, independensi BPS Sumsel dalam menghasilkan data juga menjadi potret terbaik bagi Pemprov Sumsel untuk mengukur kinerja saat ini,” kata Edward.
Menjelang Ramadan, Edward Chandra mengharapkan program pengendalian inflasi serentak terus dilakukan. “Upaya pengendalian inflasi yang telah dicanangkan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan kebijakan daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD,” tandasnya.